google-site-verification: googleeeb235d8915b7e2f.html Semuanya tergantung apa yang kamu pikirkan | Inspirasi dan Motivasi
Home » » Semuanya tergantung apa yang kamu pikirkan

Semuanya tergantung apa yang kamu pikirkan


Ini adalah pengalaman berbicara paling buruk yang pernah saya alami . waktu itu lama  tidak mengisi pelatihan remaja di salah satu lembaga training  di bandung, di telpon mendadak oleh teman saya untuk acara empat hari di lembang cikole.  memang saat itu  ada beberapa agenda yang membuat saya tidak memepersiapkan semuanya dengan baik apakah itu mental ataupun konten yang akan di sampaikan.  Mungkin itu adalah penampilan buruk yang pernah saya tampilkan, di awal salam pembukaan saja   sudah merasa tidak pede dan memberikan lebel ke peserta negative ( bahwa mereka tidak respect ) dan terbukti apa yang saya pikirkan memang benar ketika memberikan ice breaking banyak yang tidak mengikuti, terlihat garing, banyak celetukan apalagi  saat  memberikan materi yang tidak saya kuasai sepenuhnya atau pada saat itu tepatnya  lupa  Karena sebetulnya saya sudah menyampaikan materi itu lebih dari tiga kali di tempat yang berbeda. alih-alih bikin  pointer di kertas karena  tidak ada proyektor saat itu namun justru  membat  kesan saya semakin buruk karena setiap  melihat poin-poin di kertas semakin terlihat kikuk di mata peserta bahkan ada yang nyeletuk “ halah …nyontek “  ahh.. parah pokonya waktu itu.
Mungkin saat itu saya menyalahkan  teman  yang mendadak menghubungi, keterlambatan pemberangkatan, alat pendukung yang tidak tersedia ( proyektor , laptop, dan mic wireless ). Konten yang terlambat dikirimkan , rekan kerja yang tidak sesuai harapan ( karena sering terlambat mengatasi logostik bahkan harus di urusi oleh saya sendiri dan orang bukan haknya ) dan manajemen inti yang tidak capable Wahhh… pokonya saat itu all about blame . padahal jika saja saya positive thingking dan melakukan hal seperti  :
·         Berikan lebel Positif
Bisa anda bayangkan atau di praktekan  anda memegang toples yang berisikan gula dan anda memberikan lebel garam kira-kira apa yang akan terjadi jika ibu anda sedang masak ? toples isi garam anda tulis dengan lebel gula maka bagaimana jika ayah anda mau bikin kopi ? atau gula halus anda lebeli dengan tepung ? maka ayah dan ibu anda akan mengambil sesuai dengan apa terlihat di lebel itu hmm… bisa jadi kelaurga anda tidak makan pada hari itu karena semua makanan yang di hidangkan rasanya manis seperti permen atau ayah anda berteriak marah-marah karena kopi yang di buatnya berasa asin seperti obat cacingan. Nah.. sama halnya ketika anda sedang berbicara atau persentasi di depan banyak orang. Jika di awal saja anda sudah memberikan lebel bahwa mereka itu bosan dengan anda, tidak tertarik dan tidak mau ngikutin semua yang anda instruksikan maka yang akan anda dapatkan ya..itu yang anda pikirkan.
·         Semangat
Orang tidak akan tau bahkan tidak mau tau apakah anda banyak masalah atau tidak yang pasti peserta menunutut anda untuk maksimal dalam memberikan ilmu. Ini sering terjadi terhadap siapapun  apalagi di awal sudah memberikan lebel yang negative  menjadi kepastian jika anda loyo dan tidak bergairah ketika berbicara di depan umum eiitss.. anda harus berhati-hati jika anda seperti itu maka yang terjadi juga akan sama dengan audiens, mereka akan  loyo dan tidak bersemangat dan bisa-bisa anda gamut ( gagal mutlak ) . inget ! semangat itu menular jika anda semangat maka audiens pun akan semangat.
·         Lurus saja
Ingat! Jangan sekalipun anda membenarkan apa yang dipikirkan oleh audiens jika itu dampaknya buruk bagi anda contohnya jika saja anda memberikan materi di tempat yang sama dengan materi yang sama jangan katakan  kepada mereka bahwa “ walaupun ini materi yang kemarin/ pasti anda bosan karena ini materi yang kemarin/ kita akan mengulas saja karena anda sudah mendapatkannya beberapa waktu yang lalu dll “. Itu akan menguatkan pendapat di pikiran mereka bahwa ini memang jadul sehingga antusias mereka akan berkurang dan anda tidak akan maksimal ketika berbicara apapun yang anda lakukan apakah itu ice breaking ataupun simulasi karena di awal saja anda sudah membenrakan kebosanan mereka . maka jika materi itu bukan untuk yang pertama kali anda sampaikan, lurus sajalah  tidak usah membenarkan kebosanan mereka berusahalah seolah-olah mereka baru mendapatkan suatu yang baru dan unik. Kalupun anda mau bicara bahwa ini pengulangan maka kuatkanlah dengan sugesti bahwa pengulangan itu baik, bermanfaat dan sangat di perlukan sehingga mereka tetap ingin mendengarkan karena pengaruh saran-saran tersebut.
·         Bejalar dari pengalaman
Jika anda merasa gagal di salah satu waktu maka balaslah kegagalan tersebut di waktu yang lain. Ini adalah rumus yang bisa membuat anda tumbuh dan kualitas anda meningkat. Saya merasa menyesal sewaktu mengisi di cikole karena merasa tidak maksimal bahkan menurut saya itu adalah kegagalan namun hal itu saya balas di pelatihan selanjutnya dengan performa terbaik sehingga di setiap acaranya Nampak meriah, peserta semangat dan antusias. Kita harus selalu belajar apa yang tidak dapat kita lakukan di hari sebelumnya maka kita perbaiki selanjutnya belajar untuk selalu persiapan, selalu menambah wawasan, belajar untuk selalu berlatih dan belajar untuk selalu berpikir positive apapun keadaanya sehingga kualitas kita terus meningkat

0 komentar :

Posting Komentar