google-site-verification: googleeeb235d8915b7e2f.html Laporan Job Training Mqfm radio Bab II | Inspirasi dan Motivasi
Home » » Laporan Job Training Mqfm radio Bab II

Laporan Job Training Mqfm radio Bab II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1.                  Definisi Komunikasi
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3).
Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator menyampaikan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain. Menurut  Carl I. Hovland
Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan. William Albig
Komunikasi adalah proses penyamipan pesan antara komunikator dengan komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek atau timbal balik diantara peserta komunikasi.
Dari uraian definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu komunikasi adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas tentang bagaimana proses penyampaian pesan yang dilakukan dalam berinteraksi antar manusia. Dimana proses penyampaian pesan ini dilakukan dengan menggunakan media agar mendapatkan timbal balik yang sesuai dengan keinginan para peserta komunikasi, sehingga dapat merubah perilaku manusia dan adat kebiasaan.
2.1.2.            Model Komunikasi
a.      Kumunikasi Sebagai Aksi: Model Linier
Model Linier ini merupakan deskripsi dari Claude Shannon (seorang ilmuwan Bell Laboratories dan profesor di Massachusetts Institute of Technology) dan Warren Weaver (seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Foundation). Mereka berdua pandangan satu arah mengenai komunikasi yang berasumsi bahwa pesan dikirimkan oleh suatu sumber melalui penerima melalui saluran. Sumber dari tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang dikirim  dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam sebuah interaksi. Komunikasi model linier ini juga melibatkan gangguan (noise) yang merupakan hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber informasi. Ada 4 jenis gangguan pada model komunikasi liner ini, yaitu: gangguan semantik, gangguan fisik (eksternal), gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis.

Gambar 2.1.
Model  Komunikasi Linier

b.      Komunikasi Sebagai Interaksi: Model Interaksional
Model komunikasi interaksional ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Bila dalam model komunikasi linier, seseorang hanyalah berperan sebagai pengirim atau penerima, maka pada model komunikasi interaksional ini juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima. Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.

Gambar 2.2
Model Interaksional

2.1.3.            Fungsi Komunikasi
Menurut William I. Gorden komunikasi memiliki 4 fungsi yakni fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial, sebagai komunikasi ekspresif, sebagai komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Menurutnya, fungsi komunikasi tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan.
1.      Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya (keluarga, kelompok belajar, kelompok tempat tinggal, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif. Fungsi komunikasi ekspresif adalah untuk menyatakan ekspresi dari seseorang ketika ia melakukan proses komunikasi. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyatakan perasaan (emosi) kita. Perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
3.      Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama.
4.      Komunikasi Instrumen
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan atau membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
2.1.4.      Tujuan Komunikasi
      Tujuan komunikasi sendiri ialah:
ü  Mengubah Sikap
Tujuan ini adalah merubah bagian dari komunikator untuk mengubah sikap dari komunikan dengan pesan komunikasi yang disampaikan, dan diharapkan dapat mengubah sikap komunikan sesuai yang diharapkan komunikator.
ü  Mengubah Opini/pendapat
Tujuan ini adalah mengubah opini dimaksudkan pada diri komunikan terdiri adanya perubahan opini pendapat menggenai suatu hal yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
ü  Mengubah Prilaku
Tujuannya adalah komunikasi yang disampaikan komunikator dapat mengubah prilaku komunikan sesuai yang diharapkan.
ü  Mengubah Masyarakat
tujuan ini adalah mengubah masyarakat yaitu ruang lingkupnya yang luas, diharapkan komunikasi yang disampaikan komunikator dpat mengubah perilaku/pola kehidupan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan komunikator.
Definisi Public Rellations menurut Canfield, dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, adalah sebagai berikut:
“Public Relations adalah falsafah dan fungsi manajemen yang diekspresikan melalui kebijaksanaan dan kegiatan-kegiatan untuk melayani kepentingan publik melakukan kegiatan komunikasi bagi publiknya untuk menciptakan pengertian dan goodwill dari publiknya”. (1999: 30)
ü  M. O. Palapah dan Atang Syamsudin
Public Relations adalah suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk memajukan saling pengertian dan kerjasama anatara publik-publik berkepentingan guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama.
ü  Public Relations News

2.2.            Tinjauan Tentang Humas
2.1.1.            Definisi Humas
      Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah, bahkan pesantren pun memerlukan humas. Kebutuhan akan kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kata menyukai atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpecaya kian terasa pada era globalisasi dan banjir informasi seperti saat ini.
      Karena begitu banyaknya definisi yang berkembang dari banyak tokoh, maka para praktisi public relations / humas yang berasal dari berbagai negara 23 di dunia, yang tergabung dalam “The International Public Relations Association” menarik kesimpulan mengenai definisi tersebut. Dimana definisi terebut diharapkan dapat diterapkan dan dipraktekkan secara bersama-sama. Defenisinya adalah sebagai berikut :
“Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka, untuk mengorelasikan, sedapat mungkin, kebijaksanaan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien”.
Definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat dikatakan sebagai definisi yang lengkap, karena mengandung semua unsur / faktor yang memang sudah seharusnya ada dalam humas. (Anggoro, 2008:1-2)

2.1.2.            Ciri Humas
      Ciri adalah tanda yang khas untuk mengenal dan mengetahui. Fungsi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan function, bersumber pada perkataan bahasa latin, function yang berarti penampilan, pembuatan pelaksanaan, atau kegiatan.
      Dalam kaitannya dengan humas, maka humas dalam suatu organisasi dikatakan berfungsi apabila humas itu menunjukan kegiatan yang jelas, yang dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. Berfungsi atau tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut sebenarnya secara implicit telah 24  diterangkan dimuka tetapi untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi humas, ada baiknya kiranya apabila cirri-ciri tersebut secara gamblang ditegaskan, seperti yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy:
1.         Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbal-balik.
2.         Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum.
3.         Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat humas menginduk.
4.         Sasaran yang dituju adalah khalayak didalam organisasi dan khalayak diluar organisasi.
5.         Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak. (Effendy, 2009:132)

2.1.3.            Fungsi Humas
      Humas, sebagai ujung tombak suatu organisasi / perusahaan memiliki bemacam-macam dan sangat kompleks. Dimana fungsi tersebut secara umum adalah sama antara humas di suatu organisasi / perusahaan dengan organisasi / perusahaan lainnya. Hanya saja akan berbeda dalam pelaksanaannya di lapangan, karena disesuaikan dengan tujuan dari organisasi tersebut.
      Fungsi humas menurut Scott M. Cutlip dan Allen Center, sebagaimana tercantum dalam bukunya “Effective Public Relations”, adalah sebagai berikut:

Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari public-public suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan beserta operasionalisasi organisasi dapat diperlihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan public- public tersebut. b) Menasehati management mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh public. c) Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi. (Cutlip&Center,2009:11). 

0 komentar :

Posting Komentar